Tak ada satu orangpun di dunia
ini mau menjadi OYPMK ataupun menjadi seorang disabilitas. Namun ketika kusta
datang menyapa siapa sih yang dapat mengindarinya? Sebagai seseorang yang mengerti
akan hal ini, yang terpenting kita tidak menjadi bagian yang ikut memberikan
stigma buruk, ikut mengucilkan serta membully. Akan lebih baik kalau kita
mampu mengantarkan mimpi bagi OYPMK dan
disabilitas.
Di berbagai daerah di seluruh
Indonesia, sebagai Orang Yang Pernah Mengalami Kusta atau Disabilitas memang banyak
sekali kekhawatiran yang menghantui. Sebagai kelompok yang rentan memang sangat
sering mengalami kondisi ekonomi yang buruk serta tidak mendapatkan akses mata pencaharian yang layak sebagai mana
masyarakat yang memiliki keadaan normal.
Berbagai bentuk stigma mereka
alami meskipun telah menjalani pengobatan dan sembuh dari kusta. Mereka tetap
terjebak dalam diskriminasi. Diantaranya OYPMK dan penyandang disabilitas
kesulitan mendapatkan pekerjaan. Padahal semua orang tentu saja memiliki hak yang
sama setara dengan yang lain.
Namun demikian diskriminasi masih
terasa karena mereka dianggap tidak mandiri. Adanya undang-undang no 8 tahun
2016 membuat beberapa penyandang disabilitas bekerja di suatu perusahaan. Hal
ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi para penyandang disabilitas karena
mau tak mau mereka juga harus dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang
baru.
Setiap saat bertemu dengan
orang-orang yang baru juga sebenarnya bukanlah hal yang mudah bagi para OYPMK
dan para disabilitas. Beberapa perlakuan diskriminasi terkadang masih saja
diterima dari orang lain sehingga membuat mereka agak kesulitan untuk cepat
beradaptasi.
Dengan itu perlu sekali untuk
menghubungkan antara pekerja dengan OYPMK atau pekerja disabilitas dengan perusahaan,
agar dapat mendapatkan hasil yang optimal, seperti yang disampaikan oleh narasumber:
1. Bapak Abdul Mujib selaku Ketua Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon (FKDC)
FKDC merupakan wadah untuk saling
berpartisipasi kemampuan atau pengetahuan sesame difabel atau orang-orang yang
pernah mengalami penyakit kusta. Selain itu juga sebagai sumber informasi agar saling
memotivasi untuk mengentaskan permasalahan yang biasa terjadi.
FKDC saat ini beranggotakan 285 orang
yang berdiri pada bulan april 2007. Dengan tujuan utama dibentuk untuk mengurangi
diskriminasi serta pemenuhan hak-hak para OYPMK dan difabel. Banyak sekali aksi nyata yang dilakukan oleh
FKDC, seperti banyak mendorong OYMPK untuk bisa bekerja di perusahaan. Contohnya
di Alfamart, menjadi PNS sebagai guru, serta semen 3 roda.
Langkah awal yang dilakukan adalah menumbuhkan rasa percaya diri para OYPMK di FKDC sering dilakukan konseling agar bisa saling support. Serta penyuluhan terhadap hak-hak disabilitas.apapun peluang yang didapatkan segera diambil oleh FKDC. Contohnya ketika ada kegiatan FKDC sering mengambil konten untuk dishare di sosmed dan youtube. Apapun peluangnya segera masuk untuk menyuarakan isu-isu disabilitas.
2 Bapak
Antony Ginting selaku Recruitment & Selection Manager HO Alfamart.
Alfamart menginklusi tenagakerjaan
disabilitas sejak 2016, pemerintah mengeluarkan undang-undang bahwa perusahaan
swasta wajib merekrut pekerja disabilitas 1%. Misi serta value perusahaan
memang sudah mendorong pekerjaan yang inklusif. Sebagai contoh tagline dari Alfamart
adalah bicara Alfamart dimiliki oleh masyarakat luas. Yang mana masyarakat luas
tidak memandang dari suku mana, agama apa, dari kondisi apapun karena memang
harus dimiliki oleh masyarakat luas. Yang
mana Alfamart ini tersebar di seluruh Indonesia dengan 17000 store. Yang sangat
mendorong dan memobilitasi teman-teman disabilitas.
Dari segi softskill, Alfamart
juga mendorong agar para disabilitas ini memiliki komunikasi yang baik dengan
para pelanggan. Baik dengan gerak bibir, bahasa isyarat dll. disamping itu
Alfamart juga memiliki learning centre agar dapat mendorong para disabilitas
agar tidak mendapatkan diskriminasi.
Penutup
OYPMK dan Disabilitas pada saat ini bukanlah suatu halangan yang besar untuk bisa bekerja dengan baik. Bekerja secara kelompok maupun individu bukanlah hal yang perlu ditakuti karena pada saat seperti ini sudah banyak sekali
penyuluhan, webinar, pelatihan untuk meningkatkan softskill. Pemerintah dalam hal ini melalui unit disabilitas yang seharusnya memiliki data based ke seluruh akses
para disabilitas.
Untuk teman-teman disabilitas
jangan pernah takut mencoba. Dalam artian lakukan saja apa yang dibisa dan tunjukan kemampuan kia. Agar selama kita
masih berani mencoba kita tidak menginklusikan diri sendiri selama teman-teman
memiliki kemampuan.